banner 728x250

Teknologi Co-Compost Biochar, Solusi Berkelanjutan pada Budidaya Sayuran di Lahan Pasang Surut Sungai Rengas

Saat Demonstrasi pembuatan compos Eceng Gondok oleh tim dari Universitas Panca Bhakti melalui program Kemitraan Masyarakat (PKM). (Foto: UPB Pontianak)
banner 468x60

NARASI KALBAR — Inovasi pertanian ramah lingkungan kembali digulirkan oleh tim dosen dari Universitas Panca Bhakti melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) bertajuk “Teknologi Co-Compost Biochar, Solusi Berkelanjutan pada Budidaya Sayuran Sungai Rengas.”

banner 1024x1500

Kegiatan ini telah dilaksanakan pada 26 April 2025 dengan mengikutsertakan Kelompok Tani Mekar Jaya Hortikultura di Desa Sungai Rengas, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Program yang diketuai oleh Rini Suryani, SP, MP bersama anggota Prof. Dr. Ir. Agusalim Masulili, MP dan Ir. Edy Syafril Hayat, MP ini memperkenalkan teknologi co-compost biochar, yaitu pupuk kompos yang dihasilkan dari kombinasi berbahan organik lokal (eceng gondok dan kotoran ayam) yang dicampurkan dengan biochar atau arang hayati dari limbah sekam padi. Bahan pupuk kompos dan biochar tersebut dicampur dengan perbandingan volume 1:1.

Teknologi ini dirancang untuk menjawab tantangan rendahnya kesuburan lahan pasang surut yang menjadi kendala utama produktivitas komoditi hortikultura di wilayah tersebut.

Foto Bersama usai kegiatan PKM.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) dari Universitas Panca Bhakti, yang diwakili oleh Ida Ayu Suci, S.Pd., M.Si. Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi semangat para petani dan berharap agar kegiatan ini tidak berhenti pada satu kali pelaksanaan, melainkan berlanjut sebagai program pembinaan berkelanjutan yang menjadikan Desa Sungai Rengas sebagai desa binaan Universitas Panca Bhakti di bidang pertanian berkelanjutan.

Ketua Kelompok Tani Mekar Jaya, M. Khamarudin, menyampaikan bahwa para petani selama ini menanam aneka sayuran seperti bunga kol, cabai, timun, terung, dan bawang daun. Namun, keterbatasan hara tanah dan rendahnya daya ikat air membuat hasil panen tidak maksimal.

Pada kesempatan ini Khamarudin turut menyampaikan ungkapan terima kasih dan mengharapkan adanya keberlanjutan dari kegiatan ini melalui pendampingan yang dilakukan oleh Tim PKM UPB
Co-compost biochar dapat menjadi solusi berkelanjutan terutama memperbaiki kualitas lahan pasang surut. Kandungan bahan organik yang tinggi dari kompos mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara, sementara sifat poros dan stabil dari biochar meningkatkan struktur tanah, memperbaiki aerasi, serta memperbesar kapasitas tanah dalam menahan air dan nutrisi.

Saat aplikasi Cocompost biochar pada tanaman sayuran dalam kegiatan PKM.


Selain itu, biochar juga berperan sebagai agen penyerap polutan dan perbaikan pH tanah yang bersifat masam, sehingga menciptakan lingkungan tumbuh yang lebih baik bagi tanaman.

Implementasi teknologi ini diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan kesuburan tanah secara bertahap, tetapi juga berdampak langsung terhadap peningkatan hasil panen sayuran. Diharapkan melalui peningkatan produktivitas yang lebih tinggi, pendapatan petani pun berpotensi meningkat, sekaligus memperkuat ketahanan pangan di wilayah pasang surut Kalimantan Barat, khususnya wilayah Desa Sungai Rengas.

Kegiatan ini juga memperkuat peran perguruan tinggi dalam pemberdayaan masyarakat melalui alih teknologi yang aplikatif, berkelanjutan, dan berbasis potensi lokal. PKM ini diikuti tiga mahasiswa yang berasal dari Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Sains dan Teknologi UPB sebagai bentuk capaian IKU 2 : Mahasiswa berkegiatan diluar kampus.

Selain itu, PKM ini juga sebagai wujud pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dari perguruan tinggi yaitu : IKU 3 yakni Dosen melakukan kegiatan akademik di luar kampus dan IKU 5 yakni Hasil kerja dosen digunakan oleh Masyarakat.

banner 325x300
banner 728x90